![]() |
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() |
Panduan Doa Makbul | |
![]() |
![]() |
![]() ![]() |
Author | Message | |
abg_ramz
Admin Group ![]() ![]() Perawat Darussalam Joined: 20-Nov-2006 Location: Malaysia Online Status: Offline Posts: 6190 |
![]() ![]() ![]() Posted: 12-Aug-2007 at 12:10am |
|
Assalamu'alaikom,
Untuk melengkapkan lagi solat hajat taubat, sebaiknya selepas solat tersebut dibaca doa Penghulu Istiqfar.
Edited by abg_ramz - 12-Aug-2007 at 12:23am |
||
Saya hanyalah seorang tukang seru; berserulah kita kepada ALLAH, Tuhan yang menguasai Segala Apa yang di Langit dan di Bumi
|
||
![]() |
||
abg_ramz
Admin Group ![]() ![]() Perawat Darussalam Joined: 20-Nov-2006 Location: Malaysia Online Status: Offline Posts: 6190 |
![]() ![]() ![]() |
|
Saya hanyalah seorang tukang seru; berserulah kita kepada ALLAH, Tuhan yang menguasai Segala Apa yang di Langit dan di Bumi
|
||
![]() |
||
abg_ramz
Admin Group ![]() ![]() Perawat Darussalam Joined: 20-Nov-2006 Location: Malaysia Online Status: Offline Posts: 6190 |
![]() ![]() ![]() |
|
Perbincangan makna doa tersebut seperti berikut:
Hadits Sayyidul (penghulu) Istighfar
Sayyidul Istighfar : Dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu 'anhu diriwayatkan bahwa ia menceritakan dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda: "Yang dimaksud dengan Sayyidul Istighfaar adalah ucapan seorang hamba: "Allahumma anta Rabbi. Laa ilaaha illa Anta kholaqtani wa ana abduka wa ana ala ahdika wawa'dika mastatha'tu 'audzubika min syarri ma shana'tu 'audzu bika min syarri ma shana'tu, abu u laka bini'matika 'alayya wa abu-u bidzan bi faghfirlii fai-nahu laa yaghfirudz dzunuuba illa Anta". artinya : Ya Allah Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau yang telah menjadikanku, sedangkan aku adalah hamba-Mu, aku senantiasa dalam kekuasan Mu dan janji-Mu sepanjang aku mampu untuk itu, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan perbuatanku, aku mengaku kepada-Mu atas nikmat yang Kau karuniakan kepadaku dan aku mengaku atas-atas dosa-dosa yang aku perbuat, maka ampunilah aku, tiada yang mengempuni dosa-dosa selain Engkau. (HR. Bukhari). Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah tentang sabda nabi, "Sayidul Istighfar yaitu seorang hamba mengatakan 'Allahumma anta rabbi laailaahailla anta' .." hadits ini mencakup pengetahuan yang berharga yang karenanya dikatakan sebagai sayyidul istigfar. Karena inti hadits ini adalah pengenalan hamba tentang Rububiyyah Allah, kemudian mengagungkan-Nya dengan tauhid Uluhiyyah (Laa ilaaha illa anta) kemudian pengakuan bahwa Dialah Allah yang menciptakannya dan mengadakannya yang sebelumnya tidak ada , maka Dia yang lebih layak untuk berbuat ihsan kepada-Nya atas ampunan dosanya sebagaimana perbuatan ihsan atasnya karena penciptaan dirinya Kemudian perkataan “Wa ana abduka“ yaitu keyakinannya akan perkara ubudiyah, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan Ibnu Adam untuk diri-Nya dan beribadah kepda-Nya sebagaimana disebutkan dalam sebagian atsar Allah ta’ala berfirman, Wahai Ibnu Adam Aku ciptakan engkau untuk-Ku dan Aku ciptakan segala sesuatu karenamu, maka karena hak-Ku atasmu maka jangan kau sibukan dengan apa yang telah Aku citpakan untukmu dari yang Aku ciptakan kamu untuknya (ibadah). Di dalam atsar yang lain disebutkan “Wahai Ibnu Adam Aku ciptakan engkau untuk beribadah kepada-Ku maka jangan bermain-main, dan Aku telah menjaminmu dengan rizkimu maka jangan merasa lelah (dari berusaha), Wahai Ibnu Adam mintalah kepada-Ku niscaya engkau akan dapati Aku, jika engkau mendapatkan Aku maka engkau akan mendapatkan segala sesuatu, jika engkau luput dari Aku maka engkau akan luput pula dari segala sesuatu, dan Aku mencintai kamu dari segala sesuatu” Maka seorang hamba apabila keluar dari apa yang Allah ciptakan untuknya berupa ketaatan dan ma’rifat kepada-Nya, mencintai-Nya, inabah (kembali) kepada-Nya dan tawakal atas-Nya, maka dia telah lari dari tuannya. Apabila taubat dan kembali kepada-Nya maka dia telah kembali kepada apa yang Allah cintai, maka Allah akan senang dengan sikap kembali ini. Oleh karena itu Nabi shallahllahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang berita dari Allah “Sesungguhnya Allah sangat gembira dengan taubatnya hamba dari pada gembiranya seseorang yang mendapatkan kembali tungganganya yang hilang di suatu tempat dengan membawa makanan dan minumannya, “ Dialah yang memberikan taufiq kepadanya dan Dia pula yang mengembalikan barangnya kepadanya” maka ini adalah ihsan dan karunia Allah atas hamba-Nya. Maka hakikat dari ini adalah agar tidak ada sesuatu yang lebih dicintai hamba kecuali Allah. Kemudian sabdanya : “Wa ana ala ahdika wawa’dika mastathotu,” maka Allah menjanjikan kepada hamba-hamba-Nya dengan suatu perjanjian yang Allah perintahkan dan larang padanya, kemudian Allah menjanjikan bagi yang menunaikannya dengan suatu janji pula yaitu memberikan pahala bagi mereka dengan setinggi-tingginya pahala. Maka seorang hamba berjalan diantara pelaksanaan atas perjanjian Allah kepadanya dengan pembenaran akan janji-Nya, artinya saya melaksanakan perjanjian-Mu dan membernarkan akan janji-Mu. Makna ini sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi “Barangsiapa berpuasa ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu.” Perbuatan iman yaitu perjanjian yang Allah tawarkan kepada hamba-hanba-Nya sedang ihtisab yaitu pengharapan pahala Allah atas keimanan. Maka ini tidaklah pantas kecuali harus bersamaan dengan sikap pembenaran atas janji-Nya. Dan sabdanya “ Imanan wah tisaaban” ini adalah manshub atas maf’ul lahu yang sesungguhnya terkandung padanya pengertian bahwa Allah mensyariatkan, mewajibkan, meridhoinya dan memerintahkan dengannya. Sedang mengharap pahala dari Allah yaitu dengan mengerjakan amalan dengan ikhlas disertai mengharap pahala-Nya. Sabdanya “mastatho’tu” yaitu bahwa tidaklah aku melaksanakan semua itu kecuali sebatas kemampuanku bukan atas apa yang semestinya dan wajib bagiku. Ini menunjukan dalil atas kekuaran dan kemampuan hamba, dan bahwasanya hamba tersebut tidaklah dipaksa atasnya, bahkan baginya ada kemampuan yaitu berupa beban perintah, larangan, pahala dan siksa. Pada hadis tersebut terdapat bantahan atas Qodariyah yang mengatakan bahwa sesungguhnya bagi hamba tidak memiliki kekuasaan, kemampuan atas perbuatanya sama sekali, akan tetapi hanya siksa Allah atas perbuatan-Nya bukan atas perbuatan hamba-Nya. Pada hadits ini juga terdapat bantahan terhadap kelompok Majusiyah (penyembah api) dan selain mereka Kemudian perkataan : “Audzubika min syarri ma shana’tu” Berlindung kepada Allah kemudian menggantungkan diri kepada-Nya, membentengi diri dengan-Nya, lari kepada-Nya dari apa yang dia takutkan, sebagaimana seorang yang lari dari musuh dengan berlindung di balik prisai yang menyelamatkan dia darinya. Pada hadits ini ada penetapan tentang perbuatan dan usaha dari hamba. Dan bahwa kejelekan disandarkan kepada yang berbuat bukan kepada pencipta dari kejelekan itu, maka perkataan “Audzubika min syari ma shana’tu." Bahwa kejelekan itu hanya dari hamba, adapun Rabb maka baginya nama-nama yang baik dan segala sifat yang sempurna. Maka setiap perbutan-perbuatan-Nya penuh hikmah dan maslahat, hal ini dikuatkan dengan sabdanya “dan kejelekan itu bukan kepada-Mu." (HR Muslim dalam Doa istiftah) Kemudain perkataan “Abuu bini’matika alayya“ artinya aku mengetahui akan perkara ini, yaitu aku mengenalmu akan pemberian nikmat-Mu atasku. Dan sesungguhnya aku adalah orang yang berdosa, dari-Mu perbuatan ihsan dan dariku perbutan dosa, dan aku memuji-Mu atas nikmat-Mu dan Engkaulah yang lebih berhak atas pujian dan aku meminta ampun atas dosa-dosaku. Oleh karena itu berkata sebagian orang-orang arif : semestinya bagi seorang hamba agar jiwanya mempunyai dua hal yaitu jiwa yang senatiasa memuji rabbnya dan jiwa yang senatiasa meminta ampun atas dosanya. Dari sini ada sebuah kisah Al Hasan bersama seorang pemuda yang duduk di masjid seorang diri dan tidak bermajlis kepadanya, maka ketika suatu hari lewat kepadanya beliau berkata “Apa sebabnya engkau tidak bermajelis dengan kami, maka pemuda itu menjawab “ pada waktu itu aku berada diantara nikmat Allah dan dosaku yang mengharuskan aku memuji-Nya atas nikmat tersebut dan istighfar atas dosaku, dan aku ketika itu sibuk memujinya dan beristighfar kepada-Nya dari bermajelis kepadamu, maka berkata Al Hasan“ engkau lebih fakih menurutku dari Al Hasan. Dan kapan seorang hamba bersaksi dengan dua perkara ini maka akan istiqomahlah peribadatannya kepada-Nya dan akan naik kepada derajat ma’rifat dan iman sehingga akan terus merasa kecil dihadapan Allah maka akan semakin tawadhu kepada Rabbnya, dengan demikian ini adalah kesempurnaan peribadatan Kepada-Nya dan berlepas diri dari sikap ujub, sombong dan tipuan amal. Dan Allahlah yang memberi petunjuk serta taufiq, segala puji hanya bagi Allah shalawat dan salam atas penghulu kita Muhammad , keluarga dan shahabatnya dan mudah-mudahan ridha Allah atas shahabat Rasulullah semuanya dan cukuplah Allah bagi kami dan Dia adalah sebaik-baiknya pelindung. Dari tulisan : Muhammad bin Ishaq at Tamimi Ad Daari Al Hanafy Dinukil dari Jamiul Masail Karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Tahqiq : Muhammad Uzair Syamsu, Isyraf : Bakr Abu Zaid |
||
Saya hanyalah seorang tukang seru; berserulah kita kepada ALLAH, Tuhan yang menguasai Segala Apa yang di Langit dan di Bumi
|
||
![]() |
||
abg_ramz
Admin Group ![]() ![]() Perawat Darussalam Joined: 20-Nov-2006 Location: Malaysia Online Status: Offline Posts: 6190 |
![]() ![]() ![]() |
|
Kisah seseorang yang mahu bertaubat, tetapi banyak pula alasan. Jadikanlah sebagai panduan:
SOALAN
asalamualaikum,
saya seorang hamba ALLAH yang sering melakukan dosa-dosa besar.Saya ingin bertaubat dan mempelajari semula apa yang wajib saya lakukan sebagai seorang muslim.. saya ingin mencari seorang guru bertauliah yang boleh mengajar AL-QURAN dan hal berkaitan agama.Buat pengetahuan tuan,saya tinggal di Melaka dan bekerja.Pekerjaan saya yang tidak tentu masa membataskan saya untuk menghadiri kelas-kelas agama,tambahan pula saya tidak menamatkan pengajian AL-QURAN,
saya agak malu untuk belajar semula memandangkan kebanyakan pelajar-pelajar AL-QURAN terdiri daripada golongan kanak-kanak..Saya amat berharap semoga pihak Tuan dapat menyelesaikan/memberi idea bagaimana saya dapat mempelajari dan mencari seorang guru bertauliah diMelaka yang boleh mengajar AL-QURAN agar dapat saya memahami isi kandungan kitab suci tersebut
JAWAPAN
Perkara-perkara yang perlu dilakukan sebagai seorang muslim ialah menghayati rukun-rukun Islam dan rukun-rukun Iman. Sekiranya anda telah melakukan dosa-dosa besar, hendaklah segera bertaubat. Cara untuk bertaubat adalah seperti berikut :
1) Menyesal melakukan dosa tersebut. 2) Berazam untuk meninggalkannya dan tidak mengulanginya. 3) memohon ampun kepada Allah dengan membaca istighfar. Sebaik-baiknya membaca Saidil istighfar (penghulu Istighfar). Anda dinasihatkan merujuk kepada Jabatan Agama yang berhampiran untuk mengenalpasti seorang guru yang boleh dihubungi untuk mengajar. Anda wajib meluangkan masa untuk mempelajari al-Quran. Sibuk bekerja bukan satu alasan yang menghalang anda tidak boleh malu kerana belajar agama adalah fardhu 'ain iaitu wajib belajar ilmu agama kerana had belajar itu adalah dari buaian hinggalah ke liang lahad |
||
Saya hanyalah seorang tukang seru; berserulah kita kepada ALLAH, Tuhan yang menguasai Segala Apa yang di Langit dan di Bumi
|
||
![]() |
||
|
![]() ![]() |
||
Forum Jump |
You cannot post new topics in this forum You cannot reply to topics in this forum You cannot delete your posts in this forum You cannot edit your posts in this forum You cannot create polls in this forum You cannot vote in polls in this forum |